Belajar Islam

Cahaya di Atas Cahaya


4 pilar kekufuran: sombong, dengki, marah dan syahwat

Pilar kekufuran ada empat, yaitu sombong, dengki, marah dan syahwat. Kesombongan menghalangi hamba untuk bersikap tunduk dan patuh. Kedengkian menghalangi hamba untuk menerima nasihat, apalagi melaksanakannya. Kemarahan menghalangi hamba untuk bersikap adil. Dan syahwat menghalangi hamba untuk rajin beribadah.

Untuk itu marilah kita kenali kesehatan kalbu kita dengan melihat kadar rasa takutnya kepada Allah, sebagaimana Allah سبحانه وتعالى berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati (kalbu) mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” [Qs. Al-Anfaal: 2]

Sungguh, melenyapkan gunung dari tempatnya lebih mudah daripada melenyapkan keempat pilar kekufuran tersebut dari dalam hari seseorang yang telah terjangkitinya. Apalagi bila keempatnya ini sudah menjadi sikap, tabiat dan sifat yang melekat pada dirinya. Sebab, apabila keempat sifat tersebut masih bercokol di dalam hatinya, maka amalannya tidak ada lagi yang benar dan jiwanya pun tidak akan pernah bersih.

Apabila kita mau merenungi kekufuran yang dilakukan oleh umat manusia, baik dahulu maupun sekarang, maka kita akan menyadari bahwa semua itu bermula dari keempat sifat tersebut. Dan karena keempat sifat itulah, Allah سبحانه وتعالى menimpakan adzab kepada manusia. Berat ringannya adzab tersebut bergantung pada kadar pengaruh keempat sifat tersebut. Barang siapa yang menutup keempat sifat tersebut, berarti ia telah menutup pintu keburukan.

Sebagaimana Allah تعالى berfirman:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَنْ تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ وَكَثِيرٌ مِنْهُمْ فَاسِقُونَ

Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.” [Qs. Al-Hadiid: 16]

Kenapa empat sifat tersebut muncul? Karena ketidaktahuan seorang hamba akan hakikat dirinya sendiri. Seandainya ia mengenal Rabb-nya dengan segala sifat kesempurnaan dak keagungan-Nya, niscaya ia tidak akan bersifat sombong dan tidak akan pernah marah. Ia juga tidak akan pernah merasa dengki kepada seseorang atas pemberian karunia Allah سبحانه وتعالى kepada orang lain. Sebab sifat dengki pada hakikatnya adalah perbuatan menentang Allah سبحانه وتعالى.

Sifat sombong dan dengki hanya dapat dilenyapkan dari hari seorang hamba dengan mengenal Allah, mentauhidkan-Nya, ridha kepada-Nya dan kepada pemberian-Nya, serta berupaya kembali kepada-Nya.

Adapun kemarahan, yang erat kaitannya dengan kebencian, sifat ini bisa dihilangkan dengan mengenal diri sendiri. dan menyadari bahwa kita tidak berhak marah dan dendam terhadap orang lain hanya karena memenuhi tuntutan nafsu semata. Kiat paling ampuh untuk menghilangkan sifat marah ini adalah dengan membiasakan marah karena Allah dan ridha karena-Nya. Sebab, apabila marah dan ridha karena Allah sudah masuk ke dalam jiwa, maka hal yang berlawanan dengannya, yaitu marah dan ridha karena nafsu, akan keluar dari dalam jiwanya. Pun sebaliknya demikian.

Allah سبحانه وتعالى berfirman:

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ‌ بِالْعُرْ‌فِ وَأَعْرِ‌ضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.” [Qs. Al-A’raf: 199]

Mengenai syahwat, cara memerangi sifat buruk ini adalah dengan mendalami ilmu dan pengetahuan yang benar tentang Allah سبحانه وتعالى. Sebab, menuruti syahwat dan nafsu merupakan panghalang utama untuk meraih ilmu dan pengetahuan. Sedangkan mengekang syahwat dan nafsu merupakan faktor utama untuk meraih ilmu dan pengetahuan tersebut. Jika kita membuka pintu syahwat, berarti kita menghalangi diri kita untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan. Sebaliknya, bila kita menutup rapat pintu syahwat, berarti kita membiarkan diri kita secara penuh untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan.

Walhasil, kemarahan itu tak ubahnya seperti binatang buas, yang apabila dilepaskan oleh pemiliknya, niscaya ia akan menerkam dirinya. Syahwat laksana api, bila dinyalakan api itu akan membakar dirinya. Kesombongan laiknya seorang yang berhasil merebut kerajaan kita, yang jika tidak membinasakan kita, ia pasti akan mengusir kita dari kerajaan kita sendiri. Adapun kedengkian, sifat ini diibaratkan dengan memusuhi orang yang lebih mumpuni atau ahli dari pada kita.

Orang yang mengalahkan syahwat dan kemarahan akan membuat syetan takut dengan bayangannya. Sebaliknya, orang yang dikalahkan oleh syahwat dan kemarahan akan takut dengan lamunannya sendiri.

 

Referensi bacaan:

  • Al-Qur-anul Karim dan terjemahannya
  • Fawaidul Fawaid, Ibnu Qayyim al-Jauziyyah رحمه اللة, Pustaka Imam Syafi’i, Jakarta
  • 7 Tanda Kalbu Yang Sehat, Ustadz Kholid Syamhudi, Lc. خفظه الله, muslim.or.id

 

Artikel terkait: